Namun kenapa ibu tadi mau membeli komputer seharga 7,5 juta rupiah, padahal ada tawaran di tempat lain yang lebih murah 100 ribu rupiah? "Ah, sekalian jalan-jalan di mall sini. Sini kan lebih dekat." kata si Ibu. Ibu segan pindah ke toko lain yang sebenarnya jauhnya sama dengan beli mi instan di atas. Hal ini karena uang 100 ribu rupiah hanya bagian kecil dari harga 7,5 juta rupiah. Sedangkan uang 20 ribu rupiah senilai 20% dari harga 100 ribu rupiah.
Kita sering berpikir dengan tidak rasional. Karena kita berpikir ketika kita membandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya. Entah itu sebuah penawaran, cara kita menawar, cara kita hidup selalu seperti itu. Saya kasih contoh seorang pegawai yang bekerja selama setahun yang pernah saya wawancarai. Saya tanya, "Berapa gajimu sekarang?" "3 juta Pak," katanya, "Tapi saya sudah bekerja selama setahun. Saya tidak puas dengan gaji saya."
Lalu saya tanya lagi, "Dulu waktu kamu diterima, berapa gajimu?" Dia menjawab, "1 juta." "Waktu itu kamu membayangkan tahun depan gajimu naik jadi berapa?" tanya saya lagi. "Ya, paling naik menjadi 1,5 juta," jawabnya. "Lha sekarang kan kamu sudah 3 juta? Kenapa kamu masih tidak puas?" cecar saya. Diam sejenak, dia menjawab, "Iya sih, tapi ada teman yang baru saja masuk kerja sudah bergaji 3,5 juta."
Ternyata dia membandingkan dirinya dengan orang lain. Bukan karena dia tidak puas dengan gajinya 3 juta itu. Tapi dia tidak puas karena dia mulai membandingkan dengan orang lain.
Dalam kehidupan, kita selalu membandingkan diri kita terlalu banyak dengan orang lain. Dia punya mobil, saya tidak punya. Dia punya rumah lebih besar lagi dari kita. Bukan karena kita butuh rumah yang lebih besar, tapi karena kita tidak puas orang lain memiliki sesuatu yang lebih besar dari kita.
Marilah kita hidup dengan lebih sadar bahwa membandingkan sesuatu dengan yang lain itu tidaklah baik. Penting apa yang anda miliki sekarang dan sudah memuaskan anda. Dan kita harus lebih bisa sadar dengan hal ini.(Business Wisdom Tanadi Santoso)
Perbandingan Tidak rasional
Seorang ibu rumah tangga bisa saja rela berbelanja jauh hanya untuk mendapatkan barang yang berdiskon. Sebenarnya dia hanya membeli sekardus mi instan seharga 100 ribu rupiah untuk menghemat 20 ribu rupiah. Dan dia rela sekalipun harus menempuh hujan deras dan antri berdesak-desakan.
Diposting oleh
" MULTILINE JATIM-BALI "
Label:
pemasaran dan kewirausahaan