Meloxicam atau movi-cox yang tergolong dalam generasi terbaru obat-obatan Non Steroid Anti-Inflamatory Drug (NSAID) efektif bisa mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik (osteoarthritis dan rheumatoid arthritis). Obat ini ditemukan Dr.Gurkipal Singh, seorang peneliti obat-obatan anti nyeri dan inflamasi dari Amerika. Cara kerjanya, menghambat enzim Cyclo-OXygenase 2 (COX-2 selective inhibitor) dan memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit untuk mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik dibandingkan dengan obat-obatan anti nyeri dan anti-inflamasi lain yang juga tergolong dalam COX-2 selective inhibitor seperti Celecoxib atau Celebrex dan Rofecoxib atau Vioxx.
Prof. Sir. John Vane penerima hadiah nobel bidang kedokteran dari Inggris mendukung hasil penelitian klinis Singh. Gurkipal Singh dan Vane mengatakan tidak ditemukan efek samping berupa stroke dan infark miokard (serangan jantung yang fatal) seperti yang ditimbulkan oleh obat-obatan COX-2 inhibitor lainnya yang termasuk golongan Coxib (Celecoxib dan Rofecoxib).
Ini diutarakan keduanya sebagai pembicara utama dalam Simposium COX-2 Inhibitors From Discovery to Clinical Benefits di Jakarta yang diselenggarakan oleh Boehringer Ingelheim Indonesia bekerja sama dengan Bagian Neurologi FKUI RSCM dan Divisi Ortopaedi dan Traumatologi FKUI RSCM untuk berbagi hasil penelitian klinis pengobatan rematik dengan pakar kesehatan di Indonesia, pekan lalu.
Menurut Sir John Vane yang dianugerahi hadiah nobel kedokteran karena telah menemukan konsep enzym Cyclo-OXygenase (COX) untuk penderita rematik pada 1982 ini, semua obat-obatan NSAID generasi baru, yang disebut COX-2 inhibitor memang memiliki efektivitas yang tinggi sebagai analgesik (anti nyeri) dan anti inflamasi. Obat ini juga dapat mengurangi insiden efek samping pada lambung seperti dispepsia, mual, muntah, nyeri lambung dan pendarahan lambung, katanya.
Pada penelitian CLASS Study dan VIGOR Study, dua di antara obat-obatan generasi terbaru NSAID, yaitu Celecoxib atau Celebrex dan Rofecoxib atau Vioxx ternyata menimbulkan efek samping pada jantung dan pembuluh darah (cardiovascular event) berupa stroke dan serangan jantung fatal (infark miokard). Di sisi lain hasil penelitian Dr. Gurkirpal Singh membuktikan bahwa efek samping pada jantung dan pembuluh darah tersebut tidak ditemukan pada pemakaian Movi-cox atau Meloxicam, baik untuk pemakaian dosis kecil 7.5 mg maupun dosis besar sampai 30 mg.
Julius Heru Suhartono, Ethical Marketing Manager dari PT Boehringer Ingelheim Indonesia menambahkan, dalam ilmu kedokteran, ada empat prinsip obat yang baik/ ideal, yakni obat harus memiliki efektivitas tinggi, efek samping yang minimal, dosis yang sederhana (misalnya pasien hanya perlu mengkonsumsi obat satu kali sehari), dan harga yang terjangkau. Boehringer Ingelheim memformulasikan Meloxicam sebagai obat yang memenuhi keempat kriteria tersebut, dan terutama harganya yang terjangkau.
Selain pembicara tersebut, juga hadir dalam simposium ini, pembicara ahli dari Indonesia, antara lain Dr. Jusuf Misbach, Sp.S(K) kepala bagian Neurologi FKUI RSCM; senior neurologist Dr. Andradi Suryamiharja, Sp(K), dan kepala divisi orthopaedi dan traumatologi Dr. H. Errol Untung Hg, Sp.B, Sp.BO dari FKUI RSCM Jakarta.
(Koran Tempo)
Prof. Sir. John Vane penerima hadiah nobel bidang kedokteran dari Inggris mendukung hasil penelitian klinis Singh. Gurkipal Singh dan Vane mengatakan tidak ditemukan efek samping berupa stroke dan infark miokard (serangan jantung yang fatal) seperti yang ditimbulkan oleh obat-obatan COX-2 inhibitor lainnya yang termasuk golongan Coxib (Celecoxib dan Rofecoxib).
Ini diutarakan keduanya sebagai pembicara utama dalam Simposium COX-2 Inhibitors From Discovery to Clinical Benefits di Jakarta yang diselenggarakan oleh Boehringer Ingelheim Indonesia bekerja sama dengan Bagian Neurologi FKUI RSCM dan Divisi Ortopaedi dan Traumatologi FKUI RSCM untuk berbagi hasil penelitian klinis pengobatan rematik dengan pakar kesehatan di Indonesia, pekan lalu.
Menurut Sir John Vane yang dianugerahi hadiah nobel kedokteran karena telah menemukan konsep enzym Cyclo-OXygenase (COX) untuk penderita rematik pada 1982 ini, semua obat-obatan NSAID generasi baru, yang disebut COX-2 inhibitor memang memiliki efektivitas yang tinggi sebagai analgesik (anti nyeri) dan anti inflamasi. Obat ini juga dapat mengurangi insiden efek samping pada lambung seperti dispepsia, mual, muntah, nyeri lambung dan pendarahan lambung, katanya.
Pada penelitian CLASS Study dan VIGOR Study, dua di antara obat-obatan generasi terbaru NSAID, yaitu Celecoxib atau Celebrex dan Rofecoxib atau Vioxx ternyata menimbulkan efek samping pada jantung dan pembuluh darah (cardiovascular event) berupa stroke dan serangan jantung fatal (infark miokard). Di sisi lain hasil penelitian Dr. Gurkirpal Singh membuktikan bahwa efek samping pada jantung dan pembuluh darah tersebut tidak ditemukan pada pemakaian Movi-cox atau Meloxicam, baik untuk pemakaian dosis kecil 7.5 mg maupun dosis besar sampai 30 mg.
Julius Heru Suhartono, Ethical Marketing Manager dari PT Boehringer Ingelheim Indonesia menambahkan, dalam ilmu kedokteran, ada empat prinsip obat yang baik/ ideal, yakni obat harus memiliki efektivitas tinggi, efek samping yang minimal, dosis yang sederhana (misalnya pasien hanya perlu mengkonsumsi obat satu kali sehari), dan harga yang terjangkau. Boehringer Ingelheim memformulasikan Meloxicam sebagai obat yang memenuhi keempat kriteria tersebut, dan terutama harganya yang terjangkau.
Selain pembicara tersebut, juga hadir dalam simposium ini, pembicara ahli dari Indonesia, antara lain Dr. Jusuf Misbach, Sp.S(K) kepala bagian Neurologi FKUI RSCM; senior neurologist Dr. Andradi Suryamiharja, Sp(K), dan kepala divisi orthopaedi dan traumatologi Dr. H. Errol Untung Hg, Sp.B, Sp.BO dari FKUI RSCM Jakarta.
(Koran Tempo)